Terbahak sekaligus Tersedu
- Arta Laras Angelina
- Mar 12, 2021
- 2 min read
Terbit di : Harian Disway
Tanggal terbit : 31 Juli 2020

Drama korea Reply 1988 adalah serial yang ditayangkan Tv-N pada tahun 2015. Menceritakan tentang kehidupan di daerah bernama Ssangmun-dong. Drama ini memiliki latar waktu pada tahun 1988, sehingga secara tidak langsung membuat saya mengetahui banyak hal yang trend di masa itu. Misalnya seperti mewarnai rambut dengan cairan peroksida dalam baskom, Style pakaian yang digemari hingga tayangan TV yang dinantikan masyarakat pada masa itu.
Salah satu alur cerita yang menonjol dalam drama ini adalah persahabatan antara Deok-Sun, Jung-Hwan, Choi-Taek, Jung-Hwan dan Dong-Ryong. Mereka berlima berteman sejak kecil hingga tumbuh dewasa karena hidup di satu gang yang sama. Dengan kepribadian yang berbeda-beda, kisah persahabatan mereka terasa sangat hangat.
5 sekawan ini senang berkumpul di kamar Choi-Taek, seorang pemuda yang memenangkan perlombaan baduk hingga tingkat Internasional. Mereka senang mendengarkan radio, menonton televisi, memasak mie, merayakan kemenangan Choi-Taek disetiap perlombaan dan banyak hal lainnya seakan-akan itu rumah kedua mereka.
Selain itu kisah antar keluarga di Ssangmun-dong juga meninggalkan pesan-pesan moral yang sangat dalam. Terdapat 5 keluarga yang diceritakan dalam drama ini. Ada keluarga kaya raya yang baik hati, ada yang hidup dengan keterbatasan, ada yang hidup kekurangan karena tidak memiliki kepala keluarga, ada pula yang terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga tidak peduli dengan anaknya. Keadaan-keadaan ini cukup dekat dengan kehidupan saya sehari-hari.
Kisah keluarga yang paling membekas di ingatan saya adalah, Saat Deok-Sun, putri kedua keluarga Sung, merasa tidak diprioritaskan oleh kedua orang tuanya. Ia selalu merasa ayah dan ibunya lebih menyayangi kakak perempuan serta adik laki-lakinya. Ia juga selalu menganggap anak kedua diantara tiga bersaudara terasa seperti anak tiri. Namun ternyata dikeluarga lain, Deok-Sun dinilai menjadi anak paling baik diantara 2 saudaranya. Hal ini dikarenakan sifatnya yang menyenangkan dan ramah.
Ada juga Jung-Bong, putra pertama di keluarga Kim. Ia mencoba peruntungannya berkali-kali di ujian masuk Universitas. Namun 7 tahun ia mencoba, ia selalu gagal. Hingga kedua orang tuanya frustasi melihat keadaan Jung-Bong yang lebih senang bermain game Ding-Dong dibandingkan belajar untuk persiapan ujian Universitas.
Namun dibalik ketidakmampuannya untuk lulus ujian Universitas, Jung-Bong memiliki kelebihan dalam hal mengingat beragam pengetahuan umum. Seperti bagaimana cara membersihkan toilet yang mampet dan hal-hal yang terkensan remeh tapi sangat bermanfaat lainnya. Hal ini membuat saya berpikir, setiap orang memiliki keistimewaannya masing-masing.
Bahkan setelah menonton Reply 1988 3 episode saja, saya merasa menjadi bagian dari penghuni gang Ssangmun-dong ini. Hal ini dikarenakan beragamnya permasalahan yang ada disini cukup dekat dan relate dengan kehidupan sehari-hari.
Keadaan korea pada tahun 1988 juga turut diceritakan dengan baik pada drama ini. Misalnya saat Sung Bo-Ra, anak pertama dari keluarga Sung. Gadis pintar tapi tempramental yang dibangga-banggakan ayah dan ibunya karena bisa masuk Universitas Seoul tanpa bantuan guru les. Sebagai mahasiswi, ia turut serta dalam demonstrasi di Korea pada masa itu hingga dicari polisi setempat. Ayahnya sempat merasa kecewa karena Bo-Ra seharusnya fokus pada kuliahnya, bukan melibatkan diri pada masalah.
Selain inspiratif, Reply 1988 ini juga memiliki humor-humor yang ikonik. Seperti bagaimana Deok-Sun menyapa tuan Kim, kelakuan konyol Dong-Ryong, hingga suara kambing di adegan-adegan tertentu.
Tidak hanya itu, kisah percintaan antara Choi-Taek, Deok-Sun dan Jung-Hwan benar-benar membuat air mata saya terkuras.
Serial ini adalah salah satu drama Korea yang menyajikan kisah cinta, persahabatan dan keluarga dengan cara yang menyenangkan sekaligus menguras air mata. Serial ini cocok dijadikan tontonan, saat kita ingin memaknai cinta, persahabatan dan keluarga lebih dalam lagi.
View original post :

Comments